Hei, Apa Kabar
Hei, Apa
Kabar…
Hei apa kabar, tahu kah kau
saat ini aku merindukan mu. Bersama dengan kenangan ini aku berjuang dengan
keadaan di mana aku bukanlah bagian dari hidupmu lagi. Aku rindu kamu yang
dulu. Kamu memberi ku arti betapa pentingnya kamu dalam hidupku. Kamu yang selalu
memberiku semangat dikala beratnya hidup ini, kamu yang selalu memberiku senyum
tanpa mengharap balas dariku dan kamu yang selalu rela memberiku ruang dikala
padatnya harimu. Hei aku merindukanmu, salahkah aku yang hingga saat ini masih
mendambamu tuk kembali ? nyatanya diriku yang bodoh inilah yang membuatmu
pergi.
Ku rangkai
kata dan sebuah kalimat tentang dirimu mengisahkan kita yang dulu
bersama, mungkin sekedar kalimat “hei apa kabar”, menjadi sebuah kalimat yang
sulit tuk ku ungkapkan kembali. Bagimu kita memang telah usai, namun bagiku ini
adalah salah satu perjalan kisah kita di mana tuhan mencoba membuka rasa kita
betapa pentingnya kamu bagiku dan aku bagimu dalam hidup kita dari sebuah
perpisahan. Aku yakin tuhan kan mempertemukan kita kembali dalam situasi yang
lebih baik dari saat ini, di mana kita telah mengerti arti dari sebuah
perpisahan dan lengan jari ini kan menjadi satu mengerenggang tuk tidak kan
melepas.
Nantikan aku kan datang
kembali tuk menghabisakan malam bersamamu, menghitung bintang, hingga dinginnya
malam terkikis hangatnya rindu yang selama ini kita kita coba padam. Ketika
saat itu tiba, aku tidak akan melepas kebali genggaman tanganmu seperti dahulu
aku yang membuatmu melepas genggamanku.
"Perpisahan
adalah cara tuhan tuk mengajari kita, betapa pentinya mempertahankan sesuatu
yang membuat kita bahagia, dan bagiku kamu adalah kebagiaan itu."
Komentar
Posting Komentar